Sebagai negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman budaya dan sosial, penting bagi kita untuk mengintegrasikan aspek sosial dan budaya dalam pengembangan tata ruang ibu kota Nusantara. Hal ini bukan hanya sekedar tentang pembangunan fisik, namun juga tentang memperhatikan dan menghormati nilai-nilai budaya serta kebutuhan sosial masyarakat yang ada.
Menurut Dr. Ir. Yandi Andri Yatmo, seorang ahli arsitektur dari Institut Teknologi Bandung (ITB), “Mengintegrasikan aspek sosial dan budaya dalam tata ruang ibu kota Nusantara adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak hanya berdampak positif secara fisik, namun juga secara sosial dan budaya bagi masyarakat yang tinggal di sana.”
Salah satu cara untuk mengintegrasikan aspek sosial dan budaya dalam tata ruang ibu kota Nusantara adalah dengan melibatkan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pembangunan. Dengan mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa tata ruang yang dibangun dapat mengakomodasi kebutuhan sosial dan budaya mereka.
Menurut Prof. Dr. Ir. Widjaja Martokusumo, seorang pakar tata ruang dari Universitas Indonesia, “Mengintegrasikan aspek sosial dan budaya dalam tata ruang ibu kota Nusantara juga dapat memperkuat identitas lokal dan memperkaya keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Hal ini akan membuat ibu kota Nusantara menjadi lebih berdaya saing dan memiliki daya tarik tersendiri.”
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai nilai-nilai sosial dan budaya yang ada di Indonesia dalam pengembangan tata ruang ibu kota Nusantara. Dengan mengintegrasikan aspek sosial dan budaya, kita dapat menciptakan sebuah ibu kota yang inklusif, berkelanjutan, dan membanggakan bagi seluruh rakyat Indonesia.